Skip to main content

Sadarkah Dengan Keadaan "KITA" Sekarang???, Waspadalah!!!

guru berkerudungSebagai Ummat Islam Sadarkah Dengan Keadaan "KITA" Sekarang??? - Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
QS. al-Baqarah (2) : 120

“Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya.” Para sahabat lantas bertanya, "Apakah yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Siapa lagi (kalau bukan mereka)?" (HR Bukhary)

Coba kita simak sebuah ilustrasi berikut ini..
Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang kembali.

Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”

“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham Bu Guru”
“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga” sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.

Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?” Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.

“Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”

“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan.”

“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum pulang…”

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.

***

Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:

“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32).

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.

Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…?

-Note From Brother Asep Juju-

(anna/muslimazone.com)
http://www.arrahmah.com/read/2012/07/15/21646-beginilah-mereka-menghancurkan-kita-lalu-bagaimana-sikap-kita.html

Comments

Popular posts from this blog

SUARA BEL SEKOLAH OTOMATIS MP3 UNTUK UJIAN

SUARA BEL SEKOLAH OTOMATIS  MP3 UNTUK UJIAN Bel sekolah dari dulu menjadi suatu hal yang sangat diperlukan dalam kelancaran kegiatan proses belajar mengajar di sekolah maupun lembaga lembaga pendidikan yang sejenis, Bel ini berfungsi sebagai penanda ataupun pengingat waktu dan periode jam pelajaran dan pergantian mata pelajaran yang selalu berulang setiap harinya. Kali ini saya ingin berbagi file audio yang saya modifikasi sendiri khusus untuk keperluan bel sekolah otomatis dengan format mp3. Suara bel sekolah otomatis ini hanya saya khususkan untuk saat ujian. SUARA BEL SEKOLAH OTOMATIS  MP3 UNTUK UJIAN terdiri dari 3 suara: 1. Suara saat masuk ujian 2. Suara saat menjelang 5 menit sebelum ujian berakhir 3. Suara saat ujian selesai. Ketiga suara bel tersebut bisa didownload di sini pass: furqanuryady semoga bermanfaat

Khasiat dan Manfaat Daun Poko

Khasiat Daun Poko – Tanaman poko atau Mentha arvensis L. var Javanica Bentham, merupakan tanaman yang termasuk familia Labiatae, tempat pertumbuhannya di Indonesia (banyak pula terdapat di Eropa dan Amerika). Daun-daunnya banyak diperlukan sebgai bahan obat, berbau aromatik dan rasanya agak pedas. Helai-helai daun tanaman ini berbentuk bulat telur, pangkal daun dan ujung daunnya meruncing, sedang tepi daun bergerigi, panjang daun antara 3 cm sampai 6 cm, berwarna hijau agak kecokelat-cokelatan. Tanaman berbatang tegak dengan 30-50 cm, bercabang kecil yang tumbuh menjalar, berbuku dengan tiap buku keluar tunas dan akar, serta berbentuk segi empat. Daun bulat telur, berujung runcing maupun tumpul, bergigi dangkal, dan berbulu jarang di permukaan daun bagian atas. Tulang daun bagian bawah berbulu pendek. Bunga berbentuk tabung dengan mahkota ungu. Poko banyak dijumpai di Pulau Jawa yang berketinggian 150-1200 m di atas permukaan laut, terutama daerah berair dan banyak hujan. Nama Lokal

Khasiat dan Manfaat Kedawung

Khasiat Kedawung – Kedawung merupakan Tumbuhan berbatang besar, tingginya sekitar 45 m. Bunga, daun dan buahnya menyerupai pohon petai. Biji kedawung rasanya agak pahit dan berbentuk telur sedikit pipih. Kedawung hidup liar di hutan dan di ladang pada ketinggian 600m dari permukaan air laut. Berbentuk pohon (Arbor) dengan 20-40 m, menahun, Berkayu, tegak, permukaan licin, percabangan monopodial, diameter batang ± 30 cm, masih mu’da coklat setelah tua putih kotor. Mempunyai daun majemuk, tangkai daun berkelenjar, pada cabang pertama terdapat 15-42 pasang anak daun, cabang kedua sampai 80 pasang, anak daun panjang 4-10mm, lebar 1-2 mm Bunga majemuk, bentuk malai, bunga jantan, dengan benang sari sepuluh, terletak dekat tangkai, bunga lainnya berkelamin dua dengan 10 benang sari dan salu putik, kuning, Polong, panjang 20-36 cm, lebar 3-4,5 cm, terdapat 15-21 biji, hitam.Bulat telur, pipin, panjang 1-2 cm, lebar ± 1,5 cm, keras, tebal 1,5-2 mm Nama Lokal Kedawung Nama Umum: Kedawung ata